CIRI-CIRI WALI ALLAH
*Oleh ;Ust.UFIL MUHTADI MUHAMMAD MADURA
Definisi/pengertian Walī ( Wali Allah atau Walīyullāh) adalah 'seseorang yang dipercaya' atau 'pelindung'.Wali Menurut Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani dalam kitab “jami’u Karomatil Aulia” menyebutkan bahwa kata Al-Wali punya makna yang sama denganAl-Qarib, yang berarti orang yang dekat.
Dalam khazanah tasawwuf, Wali adalah predikat atau pencapaian yang sangat tinggi dalam perjalanan manusia, bahkan tertinggi yang dapat dicapai manusia biasa menuju Allah SWT.
Derajat kewalian pada dasarnya tidak begitu saja diberikan, tetapi melalui perjalanan panjang menuju sang Kholiq. Buah dari taqwa dan taat yang dilakukan terus menerus. Dan untuk mencapai derajat itu orang harus melalui syari’at yang dijalani secara istiqamah, dilakukan dengan penuh penghayatan melalui tharekat, hingga menemukan kedalaman hakekat.sehari-harinya sibuk dengan beribadah kepada Allah baik dhohir dan lebih-lebih batinnya .sesusai dengan hadits Qudsi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِى وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ
artinya :
“Allah Ta’ala berfirman: Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari, no. 2506)
Wilayah Kewalian adalah terletak didalam Hati Nurani sehingga tidak ada mengetahui siapakah yang mencapai predikat agung itu.dalam hadits qudsi menyebutkan :
اَلاِْنْسَانُ سِرِّيْ وَاَنَا سِرَّهُ
“Manusia itu adalah rahasia-Ku dan AKU adalah rahasianya”
manusia pilihan menjadi rahasia Allah tak seorangpun mengetahui keberadaan mereka bisa jadi tukang bakso yang sering jualan keliling yang mana hatinya menyibukkan berdzikir pada Allah dan atau bisa jadi pemulung yang mana dirinya tidak ingin dipuja orang lain maka dari ini kita sebagai hamba Allah tidak diperkenan bersikap su'uddhon pada orang lain.
Para Kekasih Allah (Waliyullah) bisa saling mengenal satu sama lainnya itu semua semata-mata atas ijin Allah di hadits Nabi menuturkan :
لاَيَعْرِفُ الوَالِيُّ إًِلاّ الوَالِيّ
"tidak ada yang mengenal Wali kecuali sama Wali nya juga."
Namun ada juga sebagian Ulama' menuturkan ciri Kewalian seseorang dan bukanlah wali yang bisa terbang bila dinilai demikian burung pun juga bisa terbang karena punya sayab dan bila dinilai predikat kewalian dengan kesaktian maka iblis bisa mempunyai kedudukan kewalian.
قال حبيبنا الحبيب أبو بكر بن الحبيب عبد اللّه العطّاس رضي اللّه عنهما:
علامة الوليّ مخالفته لنفسه وهواه،مع شدّة الإعراض عمّا سوى اللّه
Habiib Kami,Al Habiib Abuu Bakar Bin Al Habib 'Abdullaah Al 'Attos RA Pernah Berkata:Tanda Nya Seseorang Itu Di Katakan Wali' Adalah Selalu Menentang Kesenangan Diri Dan Hawa Nafsu,Serta Sangat Berpaling Dari Apapun Selain Allah.
Imam Al-Qusyairi menyebutkan beberapa ciri-ciri seorang wali dalam kondisi kesadarannya, tidak sedang berasyik masuk dengan Allah, antara lain :
1. Mengerahkan segala kemampuannya untuk memenuhi hak-hak Allah.
2. Menyebarkan kasih sayang kepada segala makhluk, tanpa ada rasa benci.
3. Konsisten menanggung penderitaan dan cobaan.
4. Sangat berkeinginan agar semua makhluk ini selamat.
5. Menghindarkan diri dari segala yang menyusahkan orang lain.
Dan Dalam kitab hilyatul awliya' wa thobaqotul asyfiya' menyebutkan tanda-tanda Wali
1.punya kharisma dan dipatuhi masyarakat.dasar firman Allah SWT ;
1.punya kharisma dan dipatuhi masyarakat.dasar firman Allah SWT ;
أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
2.menjadi sumber inspirasi pembuatan baik,dari abu said Alkhudri : Rasulullah pernah ditanya siapakah para wali Alloh? beliau menjawab yaitu bila dilihat maka orang yang melihatnya akan ingat pada Alloh
3.tidak melaksanakan perbuatan tercela dan dosa
4.tidak materialistis (tidak gila duniawi).
2.menjadi sumber inspirasi pembuatan baik,dari abu said Alkhudri : Rasulullah pernah ditanya siapakah para wali Alloh? beliau menjawab yaitu bila dilihat maka orang yang melihatnya akan ingat pada Alloh
3.tidak melaksanakan perbuatan tercela dan dosa
4.tidak materialistis (tidak gila duniawi).
Namun ada juga ciri wali menurut Imam Suyuthi :
قال الامام السيوطي: خمس خصال في الاطفال لو كانت في الكبار مع ربهم لكانوا أولياء: لا يهتمون بالرزق، ولا يشكون من خالقهم إذا مرضوا ، ويأكلون الطعام مجتمعين ، واذا خافوا جرت عيونهم بالدموع ، واذا تخاصموا تسارعوا إلى الصلح "
قال الامام السيوطي: خمس خصال في الاطفال لو كانت في الكبار مع ربهم لكانوا أولياء: لا يهتمون بالرزق، ولا يشكون من خالقهم إذا مرضوا ، ويأكلون الطعام مجتمعين ، واذا خافوا جرت عيونهم بالدموع ، واذا تخاصموا تسارعوا إلى الصلح "
Berkata Imam Suyuthi : Lima perkara pada diri anak kecil bila dimiliki orang dewasa dalam bersikap dengan Tuhan mereka niscaya mereka adalah para kekasih Allah :
1. Tidak bingung dengan rezeki.
2. Tidak mengeluh kepada Penciptanya ketika sedang sakit.
3. Makannya dengan bersama .
4. Jika dia merasa takut maka meneteslah air matanya.
5. Jika bertengkar bergegas mencari cara untuk damai.
2. Tidak mengeluh kepada Penciptanya ketika sedang sakit.
3. Makannya dengan bersama .
4. Jika dia merasa takut maka meneteslah air matanya.
5. Jika bertengkar bergegas mencari cara untuk damai.
Alhasil maka patutlah kita percayai seperti syech Abdul Qodir jailani,Syech faqih muqoddam Muhammad bin Ali BaAlawi,Imam habib Abdulloh bin Alwi Alhaddad dan lain lain bahwa mereka Waliyullah.
Sedikit contoh Ciri Wali Allah yang sebenarnya :
Al imam habib Abdullah bin Alwi Alhaddad saat beliau berumur 4 tahun, beliau terkena penyakit cacar sehingga menyebabkan kedua mata beliau tidak dapat melihat.walaupun kedua mata beliau tidak dapat melihat sejak usia dini, beliau tetap tidak memutuskan gairahnya untuk menuntut ilmu-ilmu agama dan mengisi masa kecilnya dengan berbagai macam ibadah dan bertaqarrub kepada Allah SWT, sehingga mulai dari sejak usia dini, hidupnya sangat berkah dan berguna.
Ayah beliau, al-Habib Alawi bin Muhammad al-Haddad berkata: “Sebelum aku menikah, aku berkunjung kerumah al-’Arif Billah al-Habib Ahmad bin Muhammad al-Habsyi di Kota Syi’ib untuk meminta do’a. Lalu al-Habib Ahmad menjawabku: “Awlaaduka Awlaadunaa Fiihim Albarakah”
Artinya: “Putera-puteramu termasuk juga putera-putera kami, pada mereka terdapat berkah.”
Artinya: “Putera-puteramu termasuk juga putera-putera kami, pada mereka terdapat berkah.”
Selanjutnya, al-Habib Alawi al-Haddad berkata: “Aku tidak mengerti arti ucapan al-Habib Ahmad itu, sampai setelah lahirnya puteraku, Abdullah dan berbagai tanda-tanda kewalian dan kejeniusannya.”
Semenjak kecil, al-Habib Abdullah al-Haddad telah termotivasi untuk menimba ilmu dan gemar beribadah. Tentang masa kecilnya, al-Habib Abdullah berkata: “Jika aku kembali dari tempat belajarku pada waktu Dhuha, maka aku mendatangi sejumlah masjid untuk melakukan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya.”
Kemudian untuk mengetahui betapa besar kemauan beliau untuk beribadah di masa kecilnya, al-Habib Abdullah menuturkannya sebagai berikut: “Di masa kecilku, aku sangat gemar dan bersungguh-sungguh dalam ibadah dan mujahadah, sampai nenekku seorang wanita shalihah yang bernama asy-Syarifah Salma binti al-Habib Umar bin Ahmad al-Manfar Ba’alawi berkata: ‘Wahai anak kasihanilah dirimu.’ Ia mengucapkan kalimat itu, karena merasa kasihan kepadaku ketika melihat kesungguhanku dalam ibadah dan bermujahadah.”
Seorang sahabat dekat al-Habib Abdullah al-Haddad berkata: “Ketika aku berkunjung kerumah al-Habib Abdullah bin Ahmad Bilfagih, maka ia bercerita kepada kami: ‘Sesungguhnya kami dan al-Habib Abdullah al-Haddad tumbuh bersama, namun Allah SWT memberinya kelebihan lebih dari kami. Yang sedemikian itu, kami lihat hidup al-Habib Abdullah sejak masa kecilnya telah mempunyai kelebihan tersendiri, yaitu ketika ia membaca Surat Yasiin, maka ia sangat terpengaruh dan menangis sejadi-jadinya, sehingga ia tidak dapat menyelesaikan bacaan surat yang mulia itu, maka dari kejadian itu dapat kami maklumi bahwa al-Habib Abdullah telah diberi kelebihan tersendiri sejak di masa kecilnya.”
Al-Habib Abdullah sering berziarah kubur pada Hari Jum’at sore setelah melakukan shalat Ashar di masjid al-Hujairah. Selain itu, al-Habib Abdullah al-Haddad sering berziarah kubur pada Hari Selasa sore. Setelah usianya semakin lanjut dn dan kekuatannya semaki menurun, maka al-Habib Abdullah tidak berziarah pada Hari Jum’at dan Selasa seperti biasanya, adakalanya beliau berziarah pada Hari Sabtu dan hari-hari lainnya sebelum matahari naik.
Di antara wirid al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad setiap harinya adalah kalimat “LAA ILAAHA ILLALLAH” sebanyak seribu kali. Tetapi di Bulan Ramadhan dibaca sebanyak dua ribu kali setiap harinya. Beliau menyempurnakannya sebanyak tujuh puluh ribu kali pada waktu enam hari di Bulan Syawal. Selain itu, beliau mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAH AL-MALIKUL HAQQUL MUBIIN” sebanyak seratus kali setelah Shalat Dzuhur.
Al-Habib Abdullah berkata: “Kami biasa melakukan shalat al-Awwabin sebanyak dua puluh rakaat.”
Al-Habib Abdullah sering berpuasa sunnah, khususnya pada hari-hari yang dianjurkan, seperti Hari Senin dan Hari Kamis, hari-hari putih (Ayyamul baidh), Hari Asyura, Hari Arafah, enam hari di Bulan Syawal dan lain sebagainya sampai di masa senjanya. Beliau selalu menyembunyikan berbagai macam ibadah dan mujahadahnya, beliau tidak ingin memperlihatkannya kepada orang lain, kecuali untuk memberikan contoh kepada orang lain.
Selain di kenal sebagai ahli ibadah dan mujahadah, al-Habib Abdullah juga dikenal seorang yang istiqomah dalam ibadah dan mujahadahnya seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. al-Habib Ahmad an-Naqli berkata: “al-Habib Abdullah adalah seorang yang sangat istiqamah dalam mengikuti semua jejak kakeknya, Rasulullah SAW.”
Dalam masalah ini, al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad berkata: “Kami telah mengamalkan semua jejak Nabi Muhammad SAW dan kami tidak meninggalkan sedikitpun daripadanya, kecuali hanya memanjangkan rambut sampai di bawah ujung telinga, karena Nabi SAW memanjangkan rambutnya sampai di bawah ujung kedua telinganya.”
Dan masih banyak lagi Wali Allah yang masyhur di masyarakat dan juga Wali yang mastur (tidak dikenal kalangan masyarakat).
Wallohu A'lam
kontak penulis :
√ Ufil Muhtadi putra kilang (facebook)
√ +62 823-3268-7858 (whatssap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar