Senin, 15 Oktober 2018

Kisah Inspirasi Penuh Hikmah : Gila Harta Dan Penghianatan Membawa kehancuran

Qarun orang terkaya pada masa Nabi Musa As.dikalangan penduduk Bani Israil,nasab qarun adalah Qarun bin yashar bin qohits bin lawi bin ya'qub bin ishak bin Ibrahim As.jadi qarun putra dari paman Nabi Musa ( sepupu)

seperti  jaman sekarang banyak yang hafal Alqur'an dan mendalami Alqur'an tak semua orang yang mampu menhafal kecuali orang orang kecerdasan yang sang luar biasa dan ingat yang kuat.konon, qarun pada masa Nabi Musa adalah umat yang fasih dan hafal kitab Taurat yang memiliki kecerdasan dan ingatan yang kuat dan Ahli dalam ilmu perekonomian namun  Hidayah tidak memihak padanya kemunafikan dan kedengkian tertanam pada hati disebabkan kegunaannya pada harta.

Qorun bisa dekat kepada Nabi Musa disebabkan karena masih satu ikatan nasab.jadi tak heran ia sangat dekat sekali sama Nabi Musa dibandingkan dengar umat yang lain.walaupun masih saudara sendiri tak segan-segan Qarun pun sering menghasut Nabi Musa as, bahkan dia turut membantu Raja Fir’aun untuk mengalahkan Nabi Musa as.

Ketika Allah SWT  menurunkan Wahyu melalui malaikat jibril ialah Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Musa as untuk mengeluarkan zakat atas harta penduduk Bani Israil, yaitu seperempat dari harta mereka,malah Qarun tidak mengikuti perintah Nabi Musa ia ingin mengeluarkan zakat atas keinginan sendiri dalam setiap seribu dinar mengeluarkan zakat  satu dinar  dan setiap seribu dirham dengan satu dirham.

Qarun masih keras tetap menolak perintah zakat tersebut merasa terlalu banyak harta yang harus dikeluarkan dan terus menerus menabung hartanya sampai melimpah seperti gunung.sehingga tidak ada yang bisa menandingi kekayaannya qarun dimasa itu.untuk membawa kunci-kunci penyimpanan hartanya saja memerlukan enam puluh bighol (sejenis kuda) setiap lemari kunci sebesar satu jari.

sehingga ia memakai seribu cara dalam bentuk menolak perintah Nabi Musa dengan menghasut Nabi Musa.
“Sesungguhnya Musa hanya ingin mengambil harta kalian”.kata Qarun kepada kaum Bani Israil.sebagian dari mereka pun ada yang ikut terpengaruh dengan hasutan itu, dan sebagian lain pun masih teguh mengikuti ajaran Nabi Musa. Tak henti-hentinya Qarun pun terus menerun mesnghasut dan menyebarkan fitnah kepada Nabi Musa as.

Satu cara tak membuahkan hasil maka Qarun mencari cara untuk menyingkir Nabi Musa dari bani israil sehingga ia berencana untuk menebarkan fitnah besar yang bisa meruntuhkan Nabi Musa as. Qarun pun menyuruh kepada pengikutnya “Datangkanlah kepadaku seorang wanita pelacur, sehingga dia bisa melemparkan tuduhan kepada Musa atas dirinya”.

Beberapa saat kemudian, didatangkanlah seorang wanita pelacur kepada Qarun. Kemudian, Qarun memberikan uang 1000 dinar kepadanya sambil berkata “Katakan di hadapan semua orang bahwa Musa telah menyetubuhiku, sedangkan saat ini aku sedang hamil”. Wanita pelacur itu pun hanyut oleh iming-iming Qarun dan bersedia melaksanakan apa yang dia minta.

Qarun mengumpulkan penduduk Bani Israil dan juga Nabi Musa beserta kaum Beliau dalam suatu tempat. Dan di hadapan semua orang Qarun bertanya kepada Nabi Musa as, “Wahai Musa, berikanlah kami nasehat atas penebusan bagi orang yang melakukan kejahatan”.

Nabi Musa as pun menjawab dengan suara yang tidak begitu keras “Barang siapa mencuri, maka kami akan memotong tangannya. Barang siapa menuduh, maka kami akan menjilidnya (memukulinya). Barang siapa berzina muhshan, maka kami akan merajamnya”.

Nabi Musa as pun menjawab dengan suara yang tidak begitu keras “Barang siapa mencuri, maka kami akan memotong tangannya. Barang siapa menuduh, maka kami akan menjilidnya (memukulinya). Barang siapa berzina muhshan, maka kami akan merajamnya”

Qarun pun menyela pembicaraan Nabi Musa as, “Meskipun jika orang itu adalah kamu, wahai Musa ?”. Dan Nabi Musa as pun menjawab dengan tegas, “Ya, meskipun jika itu aku”.

Qarun pun menyela pembicaraan Nabi Musa as kembali, “Wahai Musa, sesungguhnya Bani Israil menganggap bahwa kamu telah berzina dengan wanita pelacur”. Kemudian, Nabi Musa pun menjawab, “datangkan dia ke hadapanku”.

Tak lama kemudian, wanita penzina pun didatangkan ke hadapan Nabi Musa as, sedangkan Beliau menyumpah wanita itu, “Demi Dzat yang telah menciptakanmu, menciptakan lautan, dan menurunkan Kitab Taurat, katakan dengan sebenarnya !!!”.

Pada saat itu, Allah menurunkan hidayah kepada wanita pelacur itu, sehingga ketakutannya kepada Allah dan rosul-Nya membuatnya berkata jujur, “Sesungguhnya Qarun telah memberiku uang 1000 dinar agar aku melemparkan tuduhan atas diriku kepadamu. Dan aku begitu takut kepada Allah jika aku menuduh rosul-Nya”.

Nabi Musa as pun tersingkuh dan bersujud sambil menangis memohon pertolongan kepada Allah SWT, “Wahai Tuhanku, jika aku adalah nabimu yang hak, maka berilah pertolongan kepadaku”.

Kemudian Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa as, “Sesungguhnya Aku telah menjadikan bumi tunduk atas perintahmu, maka perintahlah dia sesukamu”.

Nabi Musa as pun bangkit dan berkata tegas, “Barang siapa yang bersama Qarun, maka tetaplah bersamanya. Dan barang siapa bersamaku, maka menyingkirlah darinya”. Mendengar perkataan Nabi Musa as, orang-orang Bani Israil pun menyingkir dari sisi Qarun kecuali dua orang.

Kemudian, Nabi Musa as pun berkata tegas, “Wahai bumi, telanlah mereka (Qarun dan dua pengikutnya) !”. Atas perintah Nabi Musa as, bumi pun menelan ketiganya sampai lutut mereka.

Nabi Musa as berkata untuk kedua kalinya, “Wahai bumi, telanlah mereka !”. Atas perintah Nabi Musa as, bumi pun menelan ketiganya sampai pusar mereka, sedangkan Qarun dan dua pengikutnya meminta belas kasihan Nabi Musa as.

Nabi Musa as berkata untuk ketiga kalinya, “Wahai bumi, telanlah mereka”. Atas perintah Nabi Musa as, bumi pun menelan ketiganya sampai leher mereka, sedangkan Qarun dan dua pengikutnya meminta belas kasihan Nabi Musa as.

Namun, dikarenakan kedengkian dalam Qarun dan dua pengikutnya, kemarahan Nabi Musa as membuat Beliau tidak mempedulikannya. Nabi Musa as berkata untuk keempat kalinya, “Wahai bumi, telanlah mereka !”. Atas perintah Nabi Musa as, perlahan bumi pun menelan seluruh badan ketiganya, sedangkan ketiganya meminta belas kasihan Nabi Musa as.

Dalam situasi seperti itu, banyak orang dari Bani Israil saling berbisik, “Sesungguhnya Musa mendoakan Qarun agar dia bisa mewarisi rumah dan gedung hartanya”. Nabi Musa yang mendengar bisikan Bani Israil itu kemudian berkata untuk yang terakhir kalinya, “Wahai bumi, telanlah rumah dan semua harta milik Qarun !”.

dalam firman Allah SWT dalam Alqur'an ..
فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ الَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ
Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ الَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ ۖلَوْلَا أَنْ مَنَّ الَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۖوَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu. berkata: "Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (ni`mat Allah)".

تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚوَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا ۖوَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى الَّذِينَ عَمِلُوا السَّيِّئَاتِ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.

. إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَىٰ مَعَادٍ ۚقُلْ رَبِّي أَعْلَمُ مَنْ جَاءَ بِالْهُدَىٰ وَمَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Qur'an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah: "Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata".

Tiada yang mampu membatalkan kekuasaan Allah SWT, Dia menenggelamkan Qarun, pengikut, dan harta kekayaannya ke dalam bumi sebagai pembelajaran untuk umat Nabi Musa as yang lain dan juga umat-umat setelahnya.

Dan sampai sekarang pun kisah Qarun menjadi pelajaran sangat istimewa dan berharga bagi kita semua agar kita tidak haus akan kekayaan dunia dan melalaikan perintah Allah SWT.

sekian....

mengutip dari kitab syariah Dzurrotun nasihin,kitab miskat dan mendengar  langsung dari guru guru kami

penulis ; Ufil muhtadi kilang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NABI YANG PENYABAR

Tidak ada seorangpun yang mampu melewati segala bentuk musibah kesusahan, malapetaka, dan krisis sebagaimana yang dialami oleh nabi nabi muh...