Oleh ; Alfaqir Ufil Muhtadi Muhammad Madura
Didalam dunia Sufi (orang yang mengamalkan ilmu tasawwuf/ Salik (penempuh jalan meridho' Alloh dan cintaNya,tareqoh ilalloh) tak lepas dari istilah yang dirinci oleh ulama' sholihin yaitu syariat,tareqoh dan hakikat.
Syariat adalah hukum-hukum yang di bebani pada kita oleh Rasulullah SAW dari Alloh azza wa jalla baik itu berupa hukum wajib,sunnah,haram,makruh dan perkara yang perbolehkan.sedangkan tareqoh adalah mengamalkan kewajiban dan kesunatan,menjauhi yang dilarang dan menghindari yang berlebihan serta berhati hati dalam setiap tindakkan seperti sifat waro' dan riyadhoh (berlatih) dari banyak tidur(menahan ngantuk),tidak banyak bicara berbicara jika ada perlu dan bermanfaat,dll.Dan hakikat ialah memahami hakikat-hakikat segala sesuatu ( haqoiqul asybah ) seperti pendalami Asma' , sifat dan dzat Alloh,Rahasia Alqur'an,rahasia larangan,jawaz,dan mengetahui ilmu gaib yang tidak peroleh dari hasil usaha beljar dari sang guru.Sebagaimana Nabi Khidir memiliki ilmu yang ada disisi Allah, itulah yang disebut ilmu hakikat, suatu pengetahuan yang tidak diperoleh melalui penalaran akal, bukan hasil dari membaca, juga bukan hasil dari mendengar melainkan murni diberi langsung oleh Allah.
Dalam Alqur'an Alloh berfirman :
ان تتقوا الله يجعل لكم فرقانا
Artinya ; jika engkau bertaqwa pada Alloh maka Alloh meanugerahkanmu pemahaman (pemahaman langsung dari Alloh yang dipancarkan dalam hatinya).
Dan firman Alloh :
واتقواالله ويعلمكم الله
Artinya : bertaqwalah (kalian) pada Alloh dan Alloh mengajarkan kalian.
potongan dua ayat diatas menjelaskan bahwa ilmu hakikat diperoleh tanpa pelantara guru,makanya saat nabi Musa berguru kepada Khidir, persyaratanya dilarang bertanya, hanya disuruh ikuti, karena awalnya beliau sudah sempurna penalaran akalnya dan mumpuni keilmuanya.
untuk bisa memahami ilmu hakikat itu diperlukan sempurna ulul albabnya, artinya bukan kecerdasan intelektual tetapi spiritual, jadi bukan pake penalaran fikiran melainkan dengan kebeningan mata hati, disinilah fungsi tarekat, membantu agar umat akhir zaman mengerti dan bisa memahami, mendapatkan jawaban dalam hal agama yang paling sulit sekalipun, seperti hakikat surga, neraka, iblis, syaitan, malaikat, sampai masalah Tuhan.
karena pelajaran spiritual, maka biasanya seseorang yang baru masuk tarekat pasti merasa seolah ajaranya bertentangan, hal itulah yang pernah dirasakan Nabi Musa, selalu saja protes atas apapun yang dilakukan oleh Khidir sang guru. seperti juga saya, dulu diawal ikut tarekat sering sekali protes tanya hal yang aneh, karena begitu jarang ada pembahasan, justru yang banyak amaliah zikir, tiap mengajukan pertanyaan selalu dapat jawaban zikir.zikir., ternyata memang amaliah zikir dalam tarekat itulah cara yang bisa menjadikan seseorang mengerti dan memahami ilmu ini, setiap pertanyaan yang muncul jawabanya hanya akan bisa dipahami sendiri jikalau ia merasakan, karena hakikat itu berkaitan dengan pendalaman perasaan, jawaban yang datang adalah buah dari pengamalan jadi bukan pembahasan, karena ia melakukan amaliah, maka dia mengalami, langsung merasakan sendiri dan langsung melihat.
orang belajar tasawuf hanya dengan membaca kitab ihya', alhikam, dll meski sudah selesai tapi pasti ga akan mengerti dan memahami, tetap dia tidak akan jadi seorang sufi, "ibarat kamu baca kitab silat sampai tamat berkali-kali kamu baca tetap ga bisa silat", begitu kata guru saya, karena ilmu hakikat adalah buah dari laku amaliah atas bimbingan guru yang waliyam mursyid.
ilmu hakikat itulah yang juga telah dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. karena terbukti dalam beberapa kesempatan untuk menjawab persoalan khusus dalam agama beliau mengeluarkan fatwa atau bersabda, tetapi hal itu tidak beliau akui sebagai sabdanya, dimana kita menyebutnya sebagai hadits qudsi. makanya terkadang hadits qudsi seolah bertentangan, seperti ada dalil disuruh beramal soleh supaya masuk surga, seolah surga itulah balasan dari ibadah yang dilakukan, sementara dalam hadits qudsi ditegaskan bukan dari ibadah tapi karena kemurahan Allah.
untuk bisa memahami hakikat, ikuti guru mursyid, maksudnya ikuti amaliyahnya, bukan mencontoh ilmunya, karena tiap-tiap orang memiliki kecerdasan berbeda sehingga akan berbeda pula pemahamanya, makanya teruslah berzikir sebagaimana yang telah diajarkan, mujahadah, khalwat, suluk, riyadhah, bersungguh-sungguh dalam ibadah, beramaliah, lakukan semua itu dengan serius, sesulit apapun, meski terasa berat jangan menyerah apalagi berhenti, terus sampai tenggelam.
Didunia ini bukanlah tempat bersenang senang,berfoya foya,bertidur tiduran hakikat tempat istirahat kita kelak nanti jika sudah meninggal,malaikat saja tidak tidur berdzikir siang malam karena mereka tau tugas mereka adalah menyembah Alloh".begitulah nasehat guru saya kiai fuadin guru tareqoh nasyabandiyah.
semoga bermanfaat dan berkah..Amin Allohumma Amin